Hujan jangan marah...
Kemarin, 13 Februari 09 saya dan Anthony menyempatkan diri untuk pergi ke Bale Endah, karena kabarnya disana ada saudara-saudara kita yang terkena musibah banjir. Ketika sudah sampai disana, ternyata keadaannya lebih parah daripada ketika Anthony ke tempat tersebut pada minggu sebelumnya . Air sudah memotong jalan sehingga memaksa orang-orang yang melewatinya berjalan sambil berbasah-basahan dengan air sepinggang.
Di beberapa tempat, banjir mencapai setinggi rumah. Air sungai Citarum yang meluap ketika musim penghujan membuat lebih dari 5000 jiwa kehilangan tempat tinggal, harta benda, dan pekerjaan. Tidak banyak kegiatan yang dapat dilakukan warga sekitar untuk sekedar mengepulkan dapur. Dari hasil pembicaraan kami dengan Pa Jaja, ketua RW setempat, ternyata bantuan yang terkumpul masih minim. Mereka memerlukan uluran tangan kita. Bukan besar kecilnya bantuan yang paling utama, tetapi yang jauh lebih penting adalah perhatian kita. Kepedulian kita. Rasa kemanusiaan kita.
Coba lihat diri kita. Coba sadari. Saat kita mengeluhkan hujan, mereka sibuk menyelamatkan diri. Masih banyak hal yang dapat kita berikan untuk mengurangi penderitaan mereka. Masih banyak yang dapat kita lakukan untuk membuat mereka tersenyum. Bergeraklah. Bercerminlah. Bersyukurlah.
Listening to | : Kings of Convenience - Little kids |
Mood | : worried |
Thinks | : how come I just realized it now. |
Labels: curhat
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home